Di dalam penelitian komunikasi ada varian penelitian komunikasi yaitu, Agenda Setting, Uses & Gratification, Content Analysis, Rating research, Polling, Jaringan komunikasi. Dalam essay ini saya akan menjelaskan pengertian dari Agenda setting , uses and gratification , dan kultivaction penelitian komunikasi, bagaimana contoh cara meneliti dan mengapa penting untuk diteliti.
- Yang pertama adalah USES & GRATIFICATION , Teori Uses & Gratification dikemukakan oleh Herbert Blumer dan elihu Katz, Uses & Gratifications pada 1974 yaitu merupakan teori yang mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya, artinya audien itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Teori ini menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa yang berarti manusia mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2007). Teori Uses & Gratification adalah khlayak pada dasarnya menggunakan media massa bedasarkan motif motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khayalak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. (Kriyantono,2006, h. 208)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Teori Uses & Gratification adalah teori yang menjelaskan bahwa khalayak adalah yang berpengaruh terhadap dirinya sendiri karena dikatakan bahwa khalayak itu aktif dalam mencari media yang diinginkan dalam mencari kepuasan tersendiri bagi khalayak tersebut. Artinya Teori Uses & Gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan khalayak yang berkaitan dengan media yaitu meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan.
Model Uses and Gratification
Anteseden ------------------------ Motif ----------------------- Penggunaan Media --------------------Efek
Variabel individual Personal Hubungan Kepuasan
Variabel lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan
Pesonal identity Hubungan dengan isi Kepuasan
Dengan menggunakan model ini, peneliti berusaha menemukan hubungan di antara variabel-variabel yang diukur. Sering kali ia hanya meneliti sebagian dari komponen-komponen dalam gambar diatas.
- Yang kedua adalah AGENDA SETTING , Teori Agenda Setting ditemukan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972). Teori ini menjelaskan bahwa agenda media mempengaruhi agenda publik. Khalayak akan menganggap suatu isu itu penting karena media juga menganggap isu itu penting juga. Teori Agenda Setting adalah media memberi tekanan pada sebuah isu, maka media akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap isu tersebut sebuah isu yang penting (Bungin, 2006, h.285).Tidak hanya mempelajari berita-berita atau hal lainya melalui media, khalayak juga mempelajari sebarapa besar arti penting dari sebuah isu dari cara media memberi penekanan terhadap isu tersebut (Sendjaja, 2004, h.25). Seperti yang didefinisikan oleh McQuail dalam Apriadi Tamburaka (2012: 22), agenda-setting adalah “Process by which relative attention given to items or issues in news coverage influences the rank order of public awareness of issues and attribution of significance. As an extension, effects on public policy may occur.”Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberitaan yang ada pada media menjadi variabel penentu yang mempengaruhi apa yang dianggap penting dan dibicarakan oleh khalayak. Dalam Teori Agenda Setting terdapat dua tingkatan yang setara dan sama pentingnya yaitu, pertama, membangkitkan isu-isu yang penting dan yang kedua menentukan aspek-aspek dari isu-isu tersebut yang dianggap penting. Contoh kasus dari agenda setting adalah Penonjolan berita Gaza menganggap penting sisi peperangan itu penting membuat masyarakat berpikir akan kebenaran yang diberitakan media, apalagi di dukung dengan pemberitaan MetroTv tentang bangganya terhadap penduduk Gaza,Palestina.Berbagai media memberitakan isu Gaza dari sudut pandang berbeda yang membuat berita Gaza diterima oleh khalayak dan khalayak akan terus mengikuti peristiwa tersebut. Masyarakat menerima pemberitaan yang di agendakan, sehingga mempengaruhi pikiran khalayak tentang apa yang terjadi di Gaza Palestina. Realitas yang ada di Gaza Palestina menjadi booming karena MetroTv,SCTV,TVOne dan media lain termasuk internet juga terus menerus memberitakan serangan Israel terhadap Gaza. Media stasiun televisi maupun media online menganggap penting hal tersebut sehingga media mengagendakan peristiwa serangan di Gaza menjadi penting. Kemudian isu tersebut dinilai publik sebagai isu-isu yang penting dan diikuti terus perkembangannya. Publik menganggap apa yang diberitakan media itu penting dan membuat publik berpikir Gaza harus di support. Salah satu contoh agenda publik adalah mempertahankan relawan Indonesia yang membantu Gaza lewat bidang kesehatan.Cara meneliti penelitian dengan teori Agenda Setting ini adalah dengan mengetahui efek media massa yang diukur dengan membandingkan dia pengukuran. Pertama peneliti mengukur agenda media dengan analisis isi yang kuantitatif, atau peneliti menentukan batas waktu tertentu, meng-koding berbagai isi media, dan menyusun (meraning) isu itu berdasarkan panjang (waktu dan ruang), penonjolan (ukuran headline, lokasi dalam surat kabar, frekuensi pemunculan, posisi dalam surat kabar, dan konflik (cara penyajian bahan). Selanjutnya peneliti mengukur agenda masyarakat dengan menganalisis self-report khalayak.(Rakhmat,2001,h.69)
- Kultivasi merupakan bagian dari teori komunikasi yang membahas efek dari komunikasi massa, teori ini dikembangkan oleh George Gerbner. Teori Kultivasi ini muncul untuk meyakinkan orang bahwa efek media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran social budaya dari pada individual. Teori Kultivasi ini juga memberiikan gambaran bahwa efek media massa tidak secara langsung menerpa khalayak.Konsep Dasar KultivasiPada dasarnya, Teori Kultivasi pertama kali di kemukakan oleh George Gerbner bersama rekan-rekannya di Amenberg School of Communication di Pennsylvania pada tahun 1969, dalam sebuah artikel yang berjudul “the television of violence” yang berisikan bagaimana media massa khususnya televisi menampilkan adegan-adegan kekerasan di dalamnya. Teori kultivasi ini muncul dalam situasi pada saat terjadi perdebatan antara kelompok ilmuwan komunikasi yang meyakini bahwa efek sangat kuat dari media massa.Teori Kultivasi muncul untuk meyakinkan orang bahwa efek media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran social budaya ketimbang individual. Signorielli dan Morgan pada tahun 1990 mengemukakan bahwa analisis kultivasi merupakan tahapan lanjutan dari penelitian efek media yang sebelumnya dilakukan Gerbner yaitu “Cultural Indicator” yang menyelidiki Proses institusional dalam produksi isi media, image atau kesan isi media serta hubungan antara terpaan pesan televisi dengan keyakinan dan perilaku khalayak.Dalam penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Gerbner diketahui bahwa penonton Televisi dalam kategori berat mengembangkan keyakinan yang berlebihan mengenai dunia sebagai tempat yang berbahaya dan menakutkan. Sedangkan kekerasan yang mereka saksikan di Televisi menambah ketakutan sosial yang membangkitkan pandangan bahwa lingkungan mereka tidak aman dan tidak ada orang yang dapat dipercaya.Kajian Teori KultivasiTeori Kultivasi menganalisis tayangan televisi telah menjadi teman keseharian oleh kebanyakan orang dalam keluarga di amerika serikat, karena Teori ini memprediksikan dan menjelaskan pembentukan persepsi, pemahaman, dan keyakinan jangka panjang tentang dunia ini sebagai hasil dari mengkonsumsi isi media. Gerbner (1999) mengemukakan bahwa“sebagian besar yang kita ketahui, atau yang kita piker kita ketahui, adalah tidak pernah kita alami sendiri”. Banyak hal yang kita ketahui itu karena yang kita lihat dan kita dengar dari media. Teori Kultivasi terus mengalami evolisi bertahun-tahun lamanya, melalui serangkaian metode dan teori yang dilakukan oleh Gerbner dan rekan-rekannya.Asumsi Dasar Teori KultivasiTerdapat tiga asumsi dasar teori kultivasi yang dikemukakan oleh Gerbner yaitu : 1). Secara Esensial dan Fundamental Televisi berbeda dengan media yang lain. Asumsi ini menunjukkan bahwa spesifikasi keunikan dari Televisi yaitu kelebihan Televisi menjadikannya istimewa seperti televise tidak memerlukan sederetan huruf-huruf seperti halnya media cetak lainnya, televisi bersifat audio dan visual yang dapat dilihat gambar dan suaranya, Televisi tidak memerlukan Mobilitas atau memutar tayangan yang disenangi dan karena aksesibilitas dan avaibilitasnya untuk setiap orang membuat Televisi menjadi pusat kebudayaan masyarakat kita. 2). Televisi Membentuk Cara kita berfikir dan berhubungan. Asumsi ini masih berkaitan dengan pengaruh tayangan Televisi, pada dasarnya Televisi tidak membujuk kita untuk benar-benar meyakini apa yang kita lihat di Televisi, berdasarkan asumsi ini, Teori Kultivasi mensuplay alternative berfikir tentang tayangan kekerasan di Televisi. 3). Televisi Hanya Memberii Sedikit Dampak. Asumsi yang terakhir ini mungkin agak berbeda dengan asumsi dasar Teori Kultivasi, namun Gerbner memberiikan analogi ice age untuk memberi jarak antara teori kultivasi dan asumsi bahwa Televisi hanya memberikan sedikit efek atau dampak. Dalam analogi ice age menganggap bahwa Televisi tidak harus mempunyai dampak tunggal saja akan tetapi mempengaruhi penontonnya melalui dampak kecil yang tetap konstan.
- Daftar PustakaKriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Group.Littlejohn dan Foss. 2005. Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika.McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi.